Senin, 14 Mei 2018

Perbedaan Hipotesis Hubungan dengan Hipotesis Pengaruh


Perbedaan Hipotesis Hubungan dengan Hipotesis Pengaruh
Kerlinger (2006), menyatakan hipotesis merupakan pernyataan dugaan (conjectural) tentang hubungan antara dua variabel atau lebih. Hipotesis selalu mengambil bentuk kalimat pernyataan dan menghubungkan secara umum maupun khusus antara variabel yang satu dengan variabel yang lainnya. Sedangkan Sudjana (2005) Mengatakan hipotesis sebagai asumsi atau dugaan sementara mengenai suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan suatu hal yang sering dituntut untuk melakukan pengecekan. Berdasarkan teori tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis merupakan pernyataan atau dugaan sementara yang dilakukan oleh peneliti mengenai penelitian yang dilakukannya.
1.             Hipotesis Nol (Ho)
Hipotesis nol (H0) adalah hipotesis yang menyatakan tidak adanya hubungan antara variabel independen (X) dan variabel dependen (Y). Artinya, dalam rumusan hipotesis,  yang diuji adalah ketidakbenaran variabel (X) mempengaruhi (Y). Contoh : “tidak ada hubungan antara warna baju dengan kecerdasan mahasiswa”.
2.             Hipotesis Kerja (H1)
Hipotesis Kerja (H1) adalah hipotesis yang menyatakan adanya hubungan antara variabel independen (X) dan variabel dependen (Y) yang diteliti. Hasil perhitungan H1 tersebut, akan digunakan sebagai dasar pencarian data penelitian.
Dari sifat yang akan diuji, hipotesis penelitian dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
1.        Hipotesis tentang hubungan yaitu hipotesis yang menyatakan tentang saling hubungan antara dua variabel atau lebih, mengacu ke penelitian korelasional. Hubungan antara variabel tersebut dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a.       Hubungan yang sifatnya sejajar tidak timbal balik, contohnya: Hubungan antara kemampuan fisika dengan kimia. Nilai fisika mempunyai hubungan sejajar dengan nilai kimia, tetapi tidak merupakan sebab akibat dan timbal balik. Nilai fisika yang tinggi tidak menyebabkan nilai kimia yang tinggi, dan sebaliknya. Keduanya memiliki hubungan mungkin disebabkan karena faktor lain, mungkin kebiasaan berpikir logika (tentang ke IPA-an) sehingga mengakibatkan adanya hubungan antara keduanya.
b.      Hubungan yang sifatnya sejajar timbal balik. Contohnya: Hubungan antara tingkat kekayaan dengan kelancaran berusaha. Semakin tinggi tingkat kekayaan, semakin tinggi tingkat kelancaran usahanya, dan sebaliknya.
c.       Hubungan yang menunjuk pada sebab-akibat, tetapi tidak timbal balik. Contohnya hubungan antara waktu PBM, dengan kejenuhan siswa. Semakin lama waktu PBM berlangsung, siswa semakin jenuh terhadap pelajaran yang disampaikan.
Untuk menghitung besarnya hubungan, kita menggunakan korelasi yang memiliki koefisien korelasi r untuk sampel dan ρ untuk populasi.
2.        Hipotesis pengaruh yaitu hipotesis yang menyatakan ada nya pengaruh dalam variabel tertentu pada kelompok.  Hipotesis tentang pengaruh ini mendasari berbagai penelitian komparatif dan eksperimen
Contoh : Ada pengaruh pretasi belajar siswa SMA antara yang diajar dengan metode ceramah + tanya jawab (CT) dan metode diskusi (penelitian eksperimen).
Untuk menghitung besarnya pengaruh, kita menggunakan regresi dengan persamaan Y = a + bX untuk sampel dan Y = α + βX untuk populasi. Besarnya pengaruh dilambangkan dengan b atau β
Perbedaannya Hipotesis Hubungan Dengan Hipotesis Pengaruh
Secara teori hubungan adalah mengukur derajat keeratan (korelasi) antara dua variabel baik yang sudah jelas secara literatur berhubungan atau sesuatu masalah yang akan diteliti. Namun analisis hubungan tidak menjelaskan arah hubungan dengan landasan teori baku. Sedangkan analisis pengaruh meneliti pola kausalitas atau fungsi sebab akibat dari sebuah variabel atau lebih terhadap variabel lain berlandaskan teori tertentu. Dengan kata lain, terdapat variabel yang secara teoritik mempengaruhi (independent variabel) kemudian melihat efek dari variabel tersebut terhadap variabel lain yang dipengaruhi (dependent variabel).
Dalam statistika, metode yang paling cocok untuk mengukur hubungan adalah korelasi. Sedangkan metode yang paling umum untuk mengukur pengaruh adalah analisis regresi (regression analysis), atau analisis jalur (path analysis) dan variannya seperti cross-section, time series, panel data dan lainnya (tergantung dari skala data pada variabel dependen dan variabel independen). Sebagai contoh jika skala data pada variabel dependennya adalah kategorik, sedangkan skala data variabel independennya adalah numerik, maka statistika yang digunakan untuk mengukur pengaruh adalah analisis varians.
Berdasarkan konsep statistika, analisis korelasi atau hubungan untuk mengukur tingkat hubungan kedua variabel penelitian adalah bersifat tetap atau fix, baik variabel Y maupun variabel X. Sedangkan pada analisis regresi, variabel independen adalah fix, karena digunakan untuk mengukur respon terhadap variabel dependen yang random.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar